ASSALAMUALAIKUM WR. WB, Selamat datang di purnama-blog, semoga dapat memberi inspirasi dan bermanfaat bagi rekan-rekan pembaca, Aamiin !!!

Tuesday, May 3, 2011

KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN

KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN

I.PENDAHULUAN
Sebagai seorang guru, sangat perlu memahami perkembangan peserta didik. Perkembangan peserta didik tersebut meliputi: perkembangan fisik, perkembangan sosioemosional, dan bermuara pada perkembangan intelektual. Perkembangan fisik dan perkembangan sosio sosial mempunyai kontribusi yang kuat terhadap perkembangan intelektual atau perkembangan mental atau perkembangan kognitif siswa.
Pemahaman terhadap perkembangan peserta didik di atas, sangat diperlukan untuk merancang pembelajaran yang kondusif yang akan dilaksanakan. Rancangan pembelajaran yang kondusif akan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga mampu meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang diinginkan.

1. Perkembangan Fisik Anak/Siswa
Anak masuk kelas satu SD atau MI berada dalam periode peralihan dari pertumbuhan cepat masa anak anak awal ke suatu fase perkembangan yang lebih lambat. Ukuran tubuh anak relatif kecil perubahannya selama tahun tahun di SD. Pada usia 9 tahun tinggi dan berat badan anak laki laki dan perempuan kurang lebih sama. Sebelum usia 9 tahun anak perempuan relatif sedikit lebih pendek dan lebih langsing dari anak laki laki.

Pada akhir kelas empat, pada umumnya anak perempuan mulai mengalami masa lonjakan pertumbuhan. Lengan dan kaki mulai tumbuh cepat. Pada akhir kelas lima, umumnya anak perempuan lebih tinggi, lebih berat dan lebih kuat daripada anak laki laki. Anak laki laki memulai lonjakan pertumbuhan pada usia sekitar 11 tahun. Menjelang awal kelas enam, kebanyakan anak perempuan mendekati puncak tertinggi pertumbuhan mereka. Periode pubertas yang ditandai dengan menstruasi umumnya dimulai pada usia 12-13 tahun. Anak laki laki memasuki masa pubertas dengan ejakulasi yang terjadi antara usia 13-16 tahun.

Perkembangan fisik selama remaja dimulai dari masa pubertas. Pada masa ini terjadi perubahan fisiologis yang mengubah manusia yang belum mampu bereproduksi menjadi mampu bereproduksi. Hampir setiap organ atau sistem tubuh dipengaruhi oleh perubahan perubahan ini. Anak pubertas awal (prepubertal) dan remaja pubertas akhir (postpubertal) berbeda dalam tampakan luar karena perubahan perubahan dalam tinggi proporsi badan serta perkembangan ciri ciri seks primer dan sekunder.

Meskipun urutan kejadian pubertas itu umumnya sama untuk tiap orang, waktu terjadinya dan kecepatan berlangsungnya kejadian itu bervariasi. Rata rata anak perempuan memulai perubahan pubertas 1,5 hingga 2 tahun lebih cepat dari anak laki laki. Kecepatan perubahan itu juga bervariasi, ada yang perlu waktu 1,5 hingga 2 tahun untuk mencapai kematangan reproduksi, tetapi ada yang memerlukan waktu 6 tahun. Dengan adanya perbedaan perbedaan ini ada anak yang telah matang sebelum anak matang yang sama usianya mulai mengalami pubertas.

2. Perkembangan Sosio emosional Anak/Siswa
Menjelang masuk SD, anak telah rnengembangkan keterampilan berpikir bertindak dan pengaruh sosial yang lebih kompleks. Sampai dengan masa ini, anak pada dasarnya egosentris (berpusat pada diri sendiri), dan dunia mereka adalah rumah keluarga, dan taman kanak kanaknya.

Selama duduk di kelas kecil SD, anak mulai percaya diri tetapi juga sering rendah diri. Pada tahap ini mereka mulai mencoba membuktikan bahwa mereka "dewasa". Mereka merasa "saya dapat mengerjakan sendiri tugas itu, karenanya tahap ini disebut tahap 'I can do it my self'. Mereka dimungkinkan untuk diberikan suatu tugas.

Daya konsentrasi anak tumbuh pada kelas kelas tinggi SD. Mereka dapat meluangkan lebih banyak waktu untuk tugas tugas pilihan mereka, dan seringkali mereka dengan senang hati menyelesaikannya. Tahap ini juga termasuk tumbuhnya tindakan mandiri, kerjasama dengan kelompok, dan bertindak menurut cara cara yang dapat diterima lingkungan mereka. Mereka juga mulai peduli pada permainan yang jujur. Selama masa ini mereka juga mulai menilai diri mereka sendiri dengan membandingkannya dengan orang lain. Anak anak yang lebih muda menggunakan perbandingan sosial (social comparison) terutama untuk norma norma sosial dan kesesuaian jenis jenis tingkah laku tertentu. Pada saat anak anak tumbuh semakin lanjut, mereka cenderung menggunakan perbandingan sosial untuk mengevaluasi dan menilai kemampuan kemampuan mereka sendiri.

Sebagai akibat dari perubahan struktur fisik dan kognitif mereka, anak pada kelas besar di SD berupaya untuk tampak lebih dewasa. Mereka ingin diperlakukan sebagai orang dewasa.Terjadi perubahan perubahan yang berarti dalam kehidupan sosial dan emosional mereka. Di kelas besar SD anak laki laki dan perempuan menganggap keikutsertaan dalam kelompok menumbuhkan perasaan bahwa dirinya berharga. Tidak diterima dalam kelompok dapat membawa pada masalah emosional yang serius Teman teman mereka menjadi lebih penting daripada sebelumnya. Kebutuhan untuk diterima oleh teman sebaya sangat tinggi. Remaja sering berpakaian serupa. Mereka menyatakan kesetiakawanan mereka dengan anggota kelompok teman sebaya melalui pakaian atau perilaku.

Hubungan antara anak dan guru juga seringkali berubah. Pada saat di SD kelas rendah, anak dengan mudah menerima dan bergantung kepada guru. Di awal awal tahun kelas tinggi SD hubungan ini menjadi lebih kompleks. Ada siswa yang menceritakan informasi pribadi kepada guru, tetapi tidak mereka ceritakan kepada orang tua mereka. Beberapa anak pra remaja memilih guru mereka sebagai model. Sementara itu, ada beberapa anak membantah guru dengan cara cara yang tidak mereka bayangkan beberapa tahun sebelumnya. Malahan, beberapa anak mungkin secara terbuka menentang gurunya.

Salah satu tanda mulai munculnya perkembangan identitas remaja adalah reflektivitas yaitu kecenderungan untuk berpikir tentang apa yang sedang berkecamuk dalam benak mereka sendiri dan mengkaji diri sendiri. Mereka juga mulai menyadari bahwa ada perbedaan antara apa yang mereka pikirkan dan mereka rasakan serta bagaimana mereka berperilaku. Mereka mulai mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan. Remaja mudah dibuat tidak puas oleh diri mereka sendiri. Mereka mengkritik sifat pribadi mereka, membandingkan diri mereka dengan orang lain, dan mencoba untuk mengubah perilaku mereka. Pada remaja usia 18 tahun sarnpai 22 tahun, urnumnya telah rnengembangkan suatu status pencapaian identitas.






II. ISI

A. KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR

Ada beberapa karakteristik anak di usia Sekolah Dasar yang perlu diketahui para guru, agar lebih mengetahui keadaan peserta didik khususnya ditingkat Sekolah Dasar. Sebagai guru harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya maka sangatlah penting bagi seorang pendidik mengetahui karakteristik siswanya. Selain karakteristik yang perlu diperhatikan kebutuhan peserta didik. Adapun karakeristik dan kebutuhan peserta didik dibahas sebagai berikut:

Karakteristik pertama anak SD adalah senang bermain. Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan lebih – lebih untuk kelas rendah. Guru SD seyogyanya merancang model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya. Guru hendaknya mengembangkan model pengajaran yang serius tapi santai. Penyusunan jadwal pelajaran hendaknya diselang saling antara mata pelajaran serius seperti IPA, Matematika, dengan pelajaran yang mengandung unsur permainan seperti pendidikan jasmani, atau Seni Budaya dan Keterampilan (SBK).

Karakteristik yang kedua adalah senang bergerak, orang dewasa dapat duduk berjam-jam, sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak. Menyuruh anak untuk duduk rapi untuk jangka waktu yang lama, dirasakan anak sebagai siksaan.

Karakteristik yang ketiga dari anak usia SD adalah anak senang bekerja dalam kelompok. Dari pergaulanya dengan kelompok sebaya, anak belajar aspek-aspek yang penting dalam proses sosialisasi, seperti: belajar memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak tergantung pada diterimanya dilingkungan, belajar menerimanya tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sehat (sportif), mempelajarai olah raga dan membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok, serta belajar keadilan dan demokrasi. Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok. Guru dapat meminta siswa untuk membentuk kelompok kecil dengan anggota 3-4 orang untuk mempelajari atau menyelesaikan suatu tugas secara kelompok.

Karakteristik yang keempat anak SD adalah senang merasakan atau melakukan/memperagakan sesuatu secara langsung. Ditunjau dari teori perkembangan kognitif, anak SD memasuki tahap operasional konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep-konsep baru dengan konsep-konsep lama. Berdasar pengalaman ini, siswa membentukkonsep-konsep tentang angka, ruang, waktu, fungsi-fungsi badan, pera jenis kelamin, moral, dan sebagainya. Bagi anak SD, penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih dipahami jika anak melaksanakan sendiri, sama halnya dengan memberi contoh bagi orang dewasa. Dengan demikian guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh anak akan lebih memahami tentang arah mata angina, dengan cara membawa anak langsung keluar kelas, kemudian menunjuk langsung setiap arah angina, bahkan dengan sedikit menjulurkan lidah akan diketahui secara persis dari arah mana angina saat itu bertiup.

Di samping memperhatikan karakteristik anak usia SD, implikasi pendidikan dapat juga bertolak dari kebutuhan peserta didik. Pemaknaan kebutuhan SD dapat diidentifikasi dari tugas-tugas perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang muncul pada saat atau suatu periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya, sementara kegagalan dalam melaksanakan tugas tersebut menimbulkan rasa tidak bahagia, ditolak oleh masyarakat dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya.

Tugas-tugas perkembangan yang bersumber dari kematangan fisik diantaranya adalah belajar berjalan, belajar melempar mengangkap dan menendang bola, belajar menerima jenis kelamin yang berbeda dengan dirinya,. Beberapa tugas pekembangan terutama bersumber dari kebudayaan seperti belajar membaca, menulis dan berhitung, belajar tanggung jawab sebagai warga negara. Sementara tugas-tugas perkembangan yang bersumber dari nilai-nlai kepribadian individu diantaranya memilih dan mempersiapkan untuk bekerja, memperoleh nilai filsafat dalam kehidupan.

Anak usia SD ditandai oleh tiga dorongan ke luar yang besar yaitu:

1. kepercayaan anak untuk keluar rumah dan masuk dalam kelompok sebaya
2. kepercayaan anak memasuki dunia permainan dan kegiatan yang memperlukan keterampilan fisik, dan
3. kepercayaan mental untuk memasuki dunia konsep, logika, dan ligika dan simbolis dan komunikasi orang dewasa.

Dengan demikian pemahaman terhadap karakteristik peserta didik dan tugas-tugas perkembangan anak SD dapat dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan pendidikan di SD, dan untuk menentukan waktu yang tepat dalam memberikan pendidikan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak itu sendiri.

B. MENGAPA ANAK SD SUDAH LAYAK DIBERI TUGAS KEMASYARAKATAN
Anak SD (±6 tahun - ±12 tahun) mempunyai ciri sebagai berikut:
• Fisik: sudah mulai membentuk ketahanan tubuh
• Psikologi:
1. Pada tahap pemikiran ke arah abstrak, kecerdasan tumbuh tapi belum optimal
2. Anak sudah menunjukkan masa kritis
3. Mental anak masih cenderung lemah.
• Perkembangan sosial: lebih cenderung ke teman sebaya dari pada ke orang yang lebih tua
Anak usia sekolah dasar pada umumnya mempunyai ketahanan fisik yang sudah mulai kuat. Anak usia ini lebih kebal pada penyakit, tidak cepat lelah, nafsu makan banyak, dan suka bermain. Sehingga anak usia ini dikatakan mempunyai ketahanan tubuh yang kuat walaupun belum optimal.
Anak usia sekolah dasar pada umumnya juga sudah mencapai kematangan dalam hubungan social atau juga bisa di katakan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok, tradisi dan norma agama. Perkembangan pada anak usia sekolah dasar ditandai dengan adanya perluasan hubungan selain keluarga mulai membentuk ikatan baru dengan teman sebaya,dan mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan diri sendiri kepada sikap yang koperatif atau sosio sentries sehingga muncul minat terhadap kegiatan teman sebayanya,dan dapat menyesuaikan diri dengankelompok teman dan masyarakat di sekitarnya dan disa belajar tentang bekerja sama,saling menghormati, bertenggang rasa dan bertanggung jawab.
Tapi perkembangan hubungan sosial diatas juga dihambat oleh dirinya sendiri karena mental anak tersebut masih cenderung lemah. anak usia SD akan terhambat hubungan sosialnya jika sudah mulai diejek temannya atau mungkin juga ditegur orang lain. Hal tersebut akan membuat anak tersebut takut untuk melakukan suatu hal.
Pada masa anak usia SD seiring perkembangan fisiknya yang cepat, akan mengakibatkan perkembangan motorik yang pesat juga. Anak usia ini sudah dapat mengkoordinasikan organ motoriknya dengan baik, setiap gerakan sudah selaras dengan minatnya, oleh karena itu masa ini merupakan masa yang ideal untuk belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik.
Pada masa ini pula perkembangan intelektualnya juga banyak meningkat. Anak sudah mulai bisa memecahkan masalah-masalah sederhana. Sudah bisa menyelesaikan persoalan-persoalan disekitar mereka yang sederhana tentunya.
Emosi anak SD juga masih labil, anak SD mengembangkan pengetahuan emosionalnya melalui peniruan baik dari orang tua, teman, media, dan lingkungan disekitarnya.
Untuk itu anak SD sudah bisa diberi tugas-yugas kemasyarakatan agar mempunyai kegiatan yang bermanfaat untuk mengurangi kegiatan yang kurang bermanfaat karena anak seusia SD lebih suka bermain-main dan ikut-ikutan orang lain. Karena sekarang ini anak seusia SD juga banyak ditemukan di tempat-tempat PS dan warnet karena kurangnya kegiatan bagi mereka.
Selain itu, untuk meningkatkan hubungan sosial antara teman sebaya, orang yang lebih tua juga bisa melalui kegiatan-kegiatan tersebut apalagi mengingat bahwa keadaan mental mereka masihlah lemah dan memerlukan bimbingan untuk belajar dan membentuk mental yang kuat yang tak mudah putus asa dan tidak takut salah.
Perkembangan motorik yang meningkat juga haruslah dilatih agar si anak mempunyai keterampilan-keterampilan yang berguna yang salah satunya yaitu dengan kegiatan-kegiatan tersubut. Dengan kegiatan tersebut para siswa akan memperoleh keterampilan-keterampilan yang akan berguna kelak.
Anak usia SD yang intelektualnya mulai berkembang haruslah banyak diasah dan dikembangkan. Dan cara mengembangkannya salah satunya yaitu dengan kegiatan yang memerlukan pemecahan-pemecahan masalah seperti membuat kegiatan itu sendiri. Hal ini akan bisa merangsang intelektual anak untuk lebih berkembang lagi untuk memecahkan masalah di masa yang akan datang.
Emosi anak yang labil juga haruslah dididik agar anak bisa lebih bertanggung jawab, bisa bekerja sama, tidak egois, bisa lebih menghormati orang lain dan bisa lebih terjaga agar tidak salah pergaulan karena terpantau dalam kegiatan tersebut.














III. PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa anak SD itu perlu diberi kegiatan-kegiatan yang bermanfaat yaitu dari lingkungan sekolah itu sendiri. Kegiatan itu bisa bermacam-macam, misalnya Tugas-tugas perkembangan yang bersumber dari kematangan fisik, tugas pekembangan terutama bersumber dari kebudayaan, tugas perkembangan yang bersumber dari nilai-nlai kepribadian individu. Hal tersebut bertujuan untuk mendidik para murid agar menjadi lebih disiplin, tanggung jawab, bisa bekerja sama, dll. Dan juga sebagai pengembangan karakter dan mengimbangi laju perkembangannya.

No comments: