Sunday, January 6, 2013
RESEP PRAKTIS UNTUK MENGATASI “GALAU”
Banyak artikel dan tulisan yang telah ditulis yang membahas tentang galau dan cara mengatasinya. Tulisan ini terutama dipersembahkan sebagai nasehat kepada diri penulis sendiri sebagai obat dari segala penyakit galau, dan juga buat setiap saudara dan saudariku dalam ikatan aqidah islam…semoga persembahan kecil ini bermanfaat dan bisa menjadi penawar dikala galau dan sedih melanda.
Terutama buat sahabat para kaum muda dan remaja yang paling banyak dilanda oleh galau dan kesedihan. Entah galau karena masalah percintaan, masalah pendidikan, masalah keluarga atau apapun masalah yang engkau hadapi. Yakinlah bahwa galau dan segala penyakit-penyakit turunannya akan segera berlalu, jangan cemas dan harus tetap optimis. Setiap orang pernah dan pasti dihinggapi rasa galau, sedih dan cemas. Maka itu adalah ujian dari Allah agar bisa menaikkan derajat kita disisi-Nya. Dan Allah sendiri telah menyampaikan dalam kalam-Nya yang mulia:
“Dan sungguh akan Kami berikan ujian kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (AL BAQARAH: ayat 155)
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (ujian) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (AL BAQARAH: ayat 214)
Kalau diurut-urut arti dari kata galau itu sendiri bisa berarti berat otak, bimbang, bingung, cemas, gelisah, hilang akal, kacau, kalut, keruh, khawatir, kusut, nanar, pakau, resah, ribut, risau, semak hati, senewen, sesat pusat, terombang-ambing, was-was (ragu-ragu). Sedangkan kegalauan sendiri bermakna, kekhawatiran, keresahan, kepanikan, kegelisahan, kebingungan. Galau adalah buah atas ketidakpastian pendirian dan sikap, sehingga fikiran terbang mencari jenis kenyamanan seadanya, dimana perasaan seseorang sedang gundah atau gelisah, lupa akan akan diri sendiri, sehingga hilang segala kewarasan dan kejernihan berfikirnya, membuatnya menjadi lemah, hilang semangat diri, dan tidak ada gairah menjalani kehidupan.
Al-Qur’an telah melukiskan dengan indah tentang akar dari semua permasalahan galau ini yaitu kita telah jauh dari Allah SWT dan bahkan kita mungkin telah melupakan Allah di setiap langkah kehidupan kita. Makanya wajar bila kita tersesat, bingung terhadap diri kita sendiri, tidak tau hendak melangkah kemana, ragu-ragu dengan setiap tindakan kita karena kita telah melupakan sandaran terkuat kita dalam menjalani kehidupan ini, yakni Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Kuat tempat bersandar segala makhluk.
Alloh berfirman: "Dan janganlah kamu seperti orang-orang yg lupa kepada Allah, sehingga Allah menjadikan mereka lupa akan diri sendiri. Mereka itulah orang yg fasik” (Alhasyr : 19)
Masya Alloh. Begitu sombongkah diri ini sehingga melupakan Sang Khalik? Sekejap pun tidak pantas kita melupakan-Nya, wajar seandainya rasa bingung terhadap diri sendiri melanda, ya bisa jadi disebabkan karena kita lupa dalam mengingat-Nya. Solusinya adalah kita harus kembali mengingat Allah. Memohon ampun ketika perasaan yang terombang ambing itu mendera, kemudian menjauhi ketidak manfaatan, menguatkan hubungan kepada sang Khalik dan bersandar kepada kekuatan-Nya yang Maha dasyat agar kita memproleh kekuatan untuk menjalani hidup ini..
Semuanya, penyakit galau dan turunannya itu berurat-berakar dalam hati kita. Ya, hatilah muara dan asal dari segala kegalauan, kebingungan, kesedihan, was-was, keresahan, kecemasan. Di hatilah penyakit galau itu bersarang. Penyakit galau dan sejenisnya itu ibarat tumor yang yang menggerogoti hati kita. Yang awalnya kecil, kalau tak segera diobati ia akan segera membesar dan menjadi galau stadium akut yang kronis.
Berikut tips praktis yang bisa dilakukan ketika galau melanda, sedih dan cemas merasuk kedalam jiwa kita.
Tips praktis menghilangkan galau:
1. Memperteguh (memperkuat) dan memperbaharui kadar iman kita. Karena Iman dapat berkurang dengan kemaksiatan dan bertambah karena ketaatan. Keimanan akan menghapuskan segala keresahan, melenyapkan kegundahan (galau), menghilangkan rasa cemas, was-was. Dan merupakan benteng pertahanan diri yang paling kokoh.
2. Memperbanyak ingat kepada Alloh (dzikrulloh). Ketahuilah bahwa dengan mengingat Allah, maka hati akan menjadi tenang, jiwa akan menjadi tentram, dosa akan diabaikan, Allah akan menjadi ridha, dan tekanan hidup akan terasa ringan. Alloh brfirman: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”[QS] – ArRa’d 28.
3. Memperbanyak istighfar kepada Alloh. Sebab dengan istighfar akan membasuh segala sayatan dosa yang menimbulkan kegelisahan dihati, akan ada jalan keluar dari kesulitan yang melanda. Membersihkan hati dari segala rasa bersalah, cemas dan gelisah. Yang dengannya Allah akan mendatangkan kedamaian ke dalam hati.
4. Sholat. Jika kita diliputi ketakutan, dihimpit kesedihan dan dicekik kerisauan, maka segeralah bangkit untuk melakukan sholat, niscaya jiwa akan kembali tentram dan tenang. Sesungguhnya sholat itu (atas izin Alloh) sangatlah cukup untuk hanya sekedar menyirnakan kesedihan dan kerisauan. Dan setiap kali dirundung kegelisahan, Rosulullah SAW selalu meminta kepada Bilal, “Tenangkanlah kami dengan sholat, wahai Bilal”(al Hadist). Begitulah, sholat benar-benar merupakan penyejuk hati dan sumber kebahagian bagi Rosulullah SAW.
5. Selalu berinteraksi dengan Al-Qu’an. Hiduplah bersama Al-Qur’an, baik dengan cara menghafal, membaca, mendengarkan ataupun merenungkannya. Sebab, ini merupakan obat yang paling mujarab untuk mengusir kesedihan dan kedukaan. Jadikan Qur’an bagian dari bahan bacaan wajib kita. Sediakan waktu khusus bagi kita untuk membaca Al-Qur’an, isilah waktu-waktu senggang kita dengan baca Al-qu’an, bahkan manfaatkanlah waktu-waktu padat kita dengan membaca atau mendengarkan Qur’an. Seperti saat menunggu antrian, dalam perjalan menuju dan pulang dari tempat kerja, sambil nyetir mobil dengarkanlah Al-qur’an, selepas sholat lima waktu biasakanlah membaca selembar Al-qur’an. Intinya setiap kesempatan yang memungkinkan kita untuk membaca dan mendengarkannya, maka manfaatkanlah. Jika hatimu telah sibuk dengan Al-Qur’an, maka tak ada celah bagi hatimu untuk galau dan sedih.
6. Memperbanyak berdo’a kepada Sang Pencipta (Al-Kholiq), sebab doa memiliki rahasia yang sangat ajaib untuk melepaskan seseorang dari kesulitan. Sarana yang mudah dan bisa dilakukan setiap hamba yang ditimpa kesedihan dan kesulitan untuk mengadukan permasalahannya kepada Tuhannya.
Dan pintu kebahagian terbesar adalah doa kedua orang tua. Berusahalah mendapatkan doa dari kedua orang tua kita dengan berbakti kepada mereka berdua agar doa mereka menjadi benteng yang kuat yang menjaga kita dari semua hal yang tidak disukai.
7. Mengisi waktu kosong kita dengan melakukan aktivitas yang bermanfaat. Kegalauan akan lebih banyak melanda orang-orang yang banyak menganggur, tidak mempunyai aktivitas hidup yang berarti, maka pikirannya akan mudah menerawang dan melayang tak tentu arah. Maka bangkitlah sekarang juga, lakukan amalan-amalan berfaedah, kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, seperti sholat, baca buku, bertasbih, mengkaji, menulis, bercanda, memasak, jalan-jalan, bersepeda santai, berkebun, membuat ketrampilan, atau melakukan hobi yang disukai. Dengan cara itu maka kita telah membuat diri kita akan terjauh dari segala gundah (galau), kesedihan dan was-was.
8.Merasa yakin bahwa kita tak pernah sendiri. Ketika kita dilanda masalah, beban hidup terasa berat, cobaan hidup yang datang silih berganti, keruwetan hidup yang semakin kompleks dan tenggelam didalam galau tak pasti, maka yakinlah bahwa kita tak pernah sendiri. Ada Alloh yang merupakan tempat bagi kita mengadukan segala keluh kesah kita, yang akan mendengar segala do’a dan permohonan kita. Hadir-Nya akan selalu membawa harapan, yang membuat kita tersenyum kembali. Cinta-Nya akan selalu hadir membelai kita, yang selalu hadir dihati kita. Yakinlah bahwa cobaan dan ujian adalah cara terindah dari-Nya untuk menaikan derajat kita disisi-Nya.
9. Meluangkan sedikit waktu kita untuk berbicara dan berkomunikasi dengan orang-orang yang kita sayangi, bercanda dan bercengkrama dengan mereka. Hal ini akan membantu mengurangi beban pikiran yang menyebabkan kita galau dan meredam emosi. Boleh jadi kita mendapatkan nasehat dan solusi dari permasalahan kita.
10. Menyambut kegalauan dengan kebesaran hati. Sebab disana terbentang tangga menuju jenjang berikutnya. Hadapilah dengan berani dan janganlah pernah melarikan diri. Maka dalam segala kegaluan itu, kita harus tetap survive. Kegaluan mungkin telah memberi kita satu kerugian. Jangan pula kita menambah menjadi dua kerugian yaitu menjadi gagal untuk menalukkan segala galau dan kesedihan. Maka hadapilah dengan lapang dada. Mari berdamai dengan segala kesedihan. Terimalah segala ketentuan-Nya dengan ikhlas sepenuh hati, dan berlindunglah kepada-Nya.
11. Tidak menjadikan hal-hal sepele membuat kita galau dan membinasakan diri kita sendiri. Banyak orang galau, cemas, gelisah dan bersedih karena hal-hal sepele yang tak berarti. Jangan mau dihancurkan oleh hal-hal yang sepele, dan jangan memperlakukan masalah lebih besar dari kenyataan yang sebenarnya. Berhati-hatilah, jangan terlalu takut menghadapi masalah dan jangan terlalu membesar-besarkan masalah.
12. Selalu berpandangan positif (positive thinking) dan menjauhi pikiran-pikiran negatif (negative thinking). Pandanglah hidup dengan indah, selalu ambil sisi baik dari setiap peristiwa yang menimpa kita. Setiap momen adalah bermakna, yang dengan kita berproses menjadi manusia yang lebih dewasa. Maknai hidup dengan benar, maka kebenaran memaknai dan memandang hidup. Itulah yang akan menjadikan seseorang memiliki ketenangan jiwa, ketentraman, kebahagian, perasaan lezat dengan iman. Apapun yang terjadi. Maka orang-orang yang bertipe seperti ini, kata Ibnu Qayyim, adalah orang-orang yang tidak merasa gelisah ketika orang lain gelisah. Tidak takut ketika orang lain takut, tidak menangis ketika orang lain menangis. Wajah dan hati mereka bersinar karena cahaya (nur) Allah.
13. Berusaha pergi ke luar ke tempat yang lapang, berekreasi ketempat-tempat yang indah, atau melihat kebun-kebun yang menawan penuh bunga. Keluarlah dari rumah dan jangan mengurung diri dalam kamar, dakilah gunung-gunung, jamahlah tanah di lembah-lembah, reguklah air sungai yang jernih, Mari tengok segala kebesaran ciptaan Allah, menjelajahi pelosok negeri dan berjalan dibumi Allah yang luas ini, menyaksikan rimbun dan hijaunya hutan, kunjungi kebun binatang, mendengarkan kicauan burung, mendengar dan menyaksikan deburan ombak, birunya lautan, dan sibaklah ciptaan dan kreasi sang Pencipta. Inilah diantara perkara-perkara yang dapat melapangkan dada, menghilangkan segala gundah dan galau, melenyapkan awan kesedihan, dan menghilangklan stress akibat berat dan banyaknya cobaan hidup.
14. Menata kembali tatanan hidup kita yang kacau, dan memperbaharui sikap dan semangat hidup kita. Jadikan hidup lebih bervariasi. Ubah rutinitas hidup yang membosankan, enyahkan segala kejenuhan hidup, lakukan variasi dalam ibadah dan pekerjaan kita. Kerjakanlah sesuatu dengan keteraturan dan kerapian. Lihatlah bahwa alm semesta ini dibangun diatas sebuah keteraturan. Karena itu, pakaian, rumah, kamar, meja, dan kewajiban kita hurus dikerjakan dengan rapi. Jika sesuatu telah ditata dan diatur serta dikerjakan dengan baik, maka akan mengurangi hal-hal yang menyebabkan kita galau dan sedih dari sisi pekerjaan, kewajiban, dan kondisi dimana kita beraktivitas dan berdiam.
15. Tidak membaca buku-buku yang memanjakan dan menjadikan pesimisme dan putus asa. Hindarilah tayangan media yang membuat kita bertambah galau, yakinlah bahwa acara tivi dan reality show cukup mempengaruhi dan memberi andil kita galau dan sedih. Seperti menghindari membaca kisah-kisah orang yang putus asa karena cinta, ditolak cinta, dikhianati cinta, ataupun kisah orang yang memadu kasih yang membuat kita iri dan galau. Hindari nyanyian atau syair-syair yang berisi tentang segala galau dan yang membuat kita semakin galau. Maka stop segala media yang bisa menambah kegalauan kita. Alternatifnya lakukanlah kegiatan-kegiatan yang bisa mengalihkan perhatian kita dari acara-acara yang menambah kegalauan kita. Seperti menulis, membaca, berekreasi, atau pilihlah tontonan yang menarik dan inspiratif serta yang bisa menambah wawasan kita.
16. Mendatangi tempat-tempat yang sering untuk membaca A-Qur’an, sering mendatangi majlis pengajian, dan melakukan sholat malam. Tempat yang perlu didatangi ketika galau dan terasing, Ibnu Mas’ud RA pernah didatangi oleh jamaahnya selepas taklim, dan mereka bertanya, “Tempat mana yang harus aku datangi saat aku mendapati keadaanku galau dan terasing?” seru jamaah.“Datangilah tempat yang Alquran sering dibacakan. Kamu duduk dan simak bacaannya. Niscaya kamu akan dapati ketenangan. Lalu, datangi tempat-tempat yang kamu diajak untuk mengingat dan menyebut Allah dan akan bertambah ilmumu. Terakhir, datangi alas sajadahmu di keheningan malam dan mengadulah kepada Rabb Pengatur hidupmu.”
17. Kita meyakini bahwa galau pasti berlalu. Sesudah galau pasti ada senyum dan kegembiraan. Bersama kesulitan akan selalu ada kemudahan. Kita harus optimis, tidak putus asa dan tidak menyerah tanpa usaha. Berbaiksangkalah kepada Allah, dan tunggulah segala kebaikan dan keindahan dari-Nya.
Yang lalu biarlah berlalu. Mengingat dan mengenang masa lalau kemudian bersedih atas nestapa dan kegagalan di dalamnya, merupakan tindakan bodoh dan gila. Itu,sama artinya membunuh semangat, memupuskan tekad dan mengubur masa depan yang belum terjadi. Maka,
Hiduplah dengan batasan hari ini. Hari ini lah milik kita. Ketika waktu pagi tiba, janganlah kita menunggu sampai sore. Dan ketika sore, janganlah menunggu sampai pagi. Kerahkanlah semangat yang ada untuk menjadi lebih baik hari ini.
Biarkan masa depan itu hingga ia datang sendiri, dan jangan terlalu berkepentingan dengan hari esok. Karena jika kita telah melakukan yang terbaik hari ini, maka hari esok juga baik dan tak ada yang perlu dirisaukan.
18. Membaca kisah, sejarah dan biografi orang-orang hebat, dan orang-orang pernah diuji. Hal ini akan memotivasi dan menguatkan semangat kita dalam menjalani kehidupan. Dan berusahalah mengambil pelajaran berharga dari mereka, bagaimana mereka bangkit dari keterpurukan, melawan segala rintangan dan sikap meraka tentang hidup dan kehidupan.
19. Menyadari bahwa kehidupan akan menjadi sangat indah jika kita menikmatinya dengan senyuman, bukan dengan muram durja dan kesedihan yang berlarut-larut.
20. Memiliki dan memilih teman-teman yang baik, teman yang sholih dan selalu optimis yang akan membantu meringankan kesulitan-kesulitan yang kita hadapi dan membuka pintu harapan. Kegalauan umunya banyak melanda dan menghinggapi orang-orang yang sedang sendirian dan tidak ada teman atau sahabat untuk berbagi keluh kesah dan yang menguatkan dikala lemah.
21. Selalu berusaha untuk menempatkan cinta kita pada cinta yang dridhoi oleh Alloh SWT, dan menghindari cinta yang terlarang. Jika kita mencintai sesuatu maka cintailah dengan sesederhana. Rosulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Cintailah kekasihmu sesederhana mungkin, siapa tahu ia menjadi musuhmu pada suatu saat nanti. Dan bencilah musuhmu sesederhana mungkin, siapa tahu ia menjadi sahabat dekatmu pada suatu saat nanti” (Diriwayatkan oleh Tirmidzi, menurut Albani hadis ini Shahih)
Umar bin Khaththab berkata: “Janganlah cinta membuatmu terbelenggu oleh beban yang berat, dan janganlah rasa bencimu membuatmu hancur lebur. Lalu aku (Aslam) bertanya: “Bagaimana hal itu bisa terjadi?” Umar menjawab: “Jika kamu cinta, maka kamu berusaha mencintainya secara berlebihan seperti bayi, dan jika kamu membenci sahabat-mu, maka kamu menginginkan dia hancur. (Diriwayatkan oleh Bukhari dalam kitab al-Adab al-Mufrad no. 1322)
22. Melakukan pencegahan sebelum terjadinya penyakit. Itu merupakan obat terbaik dari setiap penyakit. Begitu juga dengan obat terbaik dari segala galau, sedih dan gelisah, adalah memutus mata rantai penyebab-penyabab yang membuat kita galau. Kita harus segera menyelesaikan permasalahan atau penyebab galau itu sendiri. Harus diingat bahwa menyimpan masalah dan tidak segera menyelesaikannya, bagai menyimpan bom waktu yang sewaktu-waktu pasti akan meledak.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment