Sistem HVAC terdiri dari beberapa
komponen utama dan komponen pelengkap, dimana setiap komponen memiliki fungsi dan perannya masing-masing
untuk menunjang sistem pendinginan maupun sistem pemanasan. Komponen-komponen
tersebut yaitu :
Komponen Utama Sistem HVAC
a. Kompresor
Kompresor merupakan unit tenaga dalam sistem pendingin.
Kompresor akan memompa gas refrigerant
dibawah tekanan dan panas yang tinggi pada sisi tekanan tinggi (di kondensor) dari sistem dan menghisap gas bertekanan rendah
pada sisi intake (di evaporator). Ada
beberapa tipe dari kompresor yaitu 1. Kompresor tipe engkol 2. Kompresor tipe swash plate dan 3. Kompresor tipe through vane. Untuk mobil Karimun Estilo menggunakan kompresor tipe through vane.
Kompresor
- Fungsi penghisap : proses ini membuat cairan refrigerantdari evaporator dikondensasi dalam temperatur yang rendah ketika tekanan refrigerant dinaikkan.
- Fungsi penekanan : proses ini membuat gas refrigerant dapat ditekan sehingga membuat temperatur dan tekanannya tinggi lalu disalurkan ke kondensor, dan dikabutkan pada temperatur yang tinggi.
- Fungsi pemompaan: proses ini dapat dioperasikan secara kontinyu dengan mensirkulasikan refrigerant berdasarkan hisapan dan kompresi.
b.
Kopling magnet (Magnetic Clutch)
Kopling magnet adalah perlengkapan kompresor yang berfungsi melepas dan menghubungkan poros kompresor
dengan pulinya yang secara terus menerus diputar oleh engine. Supaya hubungan kompresor
dengan motor penggeraknya dapat diputuskan dan dihubungkan (pada saat AC
dihidupkan dan dimatikan), maka kita perlu sebuah kopling magnet yang dipasang
pada poros kompresor, bersama roda puli.Cara kerja dari magnetic switch ini adalah sebagai berikut :
Magnetic Clutch
1)
Posisi AC Cooler Off
Puli kompresor akan terus berhubungan dengan
putaran mesin melalui tali kipas yang terhubung dengan poros engkol pada saat
mesin dihidupkan. Dalam posisi off,
maka kompresor tidak akan berputar. Hal ini dikarenakan tidak adanya arus yang mengalir
ke kopling magnet untuk menghubungkan atau menyatukan kompresor dengan tenaga
mesin (melalui puli). Sehingga kopling magnet tidak bekerja.
Magnetic Switch Pada Posisi Off
2) Posisi AC Cooler On
Ketika AC dinyalakan (saklar
dalam posisi on) untuk mendinginkan
ruangan kabin, maka arus listrik akan mengalir ke stator coil (kumparan stator) kemudian mengubah stator coil menjadi magnet listrik yang
akan menarik pressure plate sehingga
akan terjadi pergesekan dan saling melekat/mengikat dalam satu unit untuk
memutar kompresor.
Magnetic Switch Pada Posisi On
c.
Kondensor
Kondensor di dalam sistem pendingin merupakan alat yang digunakan untuk
merubah gas refrigerant bertekanan
tinggi menjadi cairan. Alat tersebut melakukan cara ini dengan menghilangkan
panas dari refrigerant ke temperatur
atmosfir. Kondensor terdiri dari coil dan
fin yang berfungsi mendinginkan refrigerant ketika udara tertiup
diantaranya. Kondensor ditempatkan didepan radiator yang pendinginanya dijamin
oleh kipas. Untuk refrigrant jenis
R-134a menggunakan kondensor jenis parallelflow
untuk memperbaiki efek pendinginan udara. Dengan cara itu maka efek pendinginan
udara dapat diperbaiki sekitar 15% sampai 20%.
Kondensor
d.
Receiver/Dryer
Receiver-dryer merupakan tabung penyimpan refrigerant
cair yang berfungsi untuk menyaring cairan refrigerant.
Receiver-dryer ini berisikan fiber dan desiccant (bahan pengering) untuk menyaring
benda-benda asing dan uap air dari sirkulasi refrigerant. Receiver-dryer menerima cairan refrigerant bertekanan tinggi dari kondensor dan disalurkan ke
katup ekspansi. Receiver-dryer terdiri dari main body filter, desiccant, pipe, dan side
glass. Untuk kendaraan SUZUKI KARIMUN ESTILO menggunakan receiver-dryer yang menyatu dengan kondensor, dan side glass terletar antara kondensor dan
katup ekspansi. Hal ini bertujuan untuk menghemat tempat dan membuat konstruksi
dari setiap komponen lebih efisien dan tidak memakan tempat. Cairan refrigerant
dialirkan ke dalam pipa untuk disalurkan ke katup ekspansi melalui outlet
pipe yang ditempatkan pada bagian bawah main body setelah
tersaringnya uap air dan benda asing oleh filter
dan desiccant.
Receiver-dryer Pada Kondensor Tipe Sub
Cool
Sign Glass
Reciever-dryer
mempunyau 3 fungsi , yaitu :
1) Menyimpan
refrigerant.
2) Menyaring
benda-benda asing dan uap air dengan desiccant
dan filter agar tidak bersirkulasi
pada sistem AC.
3) Memisahkan
gelembung gas dengan cairan refrigerant
sebelum dimasukkan ke katup ekspansi.
e.
Katup Ekspansi
Expansion valve berfungsi untuk menurunkan tekanan dan temperatur refrigerant dan mengalirkannya kedalam evaporator. Expansion valve ini berupa lubang
kecil (orifice) konstan atau dapat
juga berupa lubang yang diatur melalui katup (valve). Dengan demikian, expansion
valve ini menyekat tekanan tinggi kondensor dan tekanan rendah yang terjadi
di evaporator. Selain itu juga menyekat suhu tinggi di kondensor dan suhu
rendah di evaporator. Pengaturan lubang yang dapat diatur dilakukan perubahan
temperatur yang dideteksi oleh sebuah sensor panas yang ditempel pada pipa
keluar evaporator.
Katup Ekspansi Box Type
f.
Evaporator
Zat pendingin cair dari receiver-drier dan kondensor
harus dirubah kembali menjadi gas dalam evaporator, dengan demikian evaporator
harus menyerap panas, agar penyerapan panas ini dapat berlangsung dengan
sempurna, pipa–pipa evaporator juga diperluas permukaannya dengan memberi
kisi–kisi (elemen) dan kipas listrik (blower), supaya udara dingin juga dapat dihembus ke dalam
ruangan. Rumah evaporator bagian bawah dibuat
saluran/pipa untuk keluarnya air yang mengumpul disekitar evaporator akibat
udara yang lembab. Air ini juga akan membersihkan kotoran–kotoran yang menempel
pada kisi–kisi evaporator, karena kotoran itu akan turun bersama air.
Evaporator
g. Heater Core
Heater core merupakan komponen
sistem pemanas yang berfungsi sebagai penghasil panas yang nantinya akan di
hembuskan oleh angin yang berasal dari blower sehingga ruangan kabin akan
terasa hangat atau panas. Panas heater
core ini berasal dari panas mesin, yaitu bekerja sama dengan sistem
pendingin radiator. Heater core
bekerja sama dengan sistem pendingin radiator dimana air panas yang keluar dari
water jacket disalurkan ke heater core kemudian bersirkulasi
kembali ke sistem pendingin radiator tersebut. Ketika termostat sistem
pendingin radiator belum bekerja, maka sirkulasi air dalam mesin tetap masuk ke
dalam heater core,hal ini dikarenakan
penempatan heater core yang dipasang
tepat di saluran air panas dari water
jacket sebelum kembali disalurkan kembali ke atas.
Heater Core
h.
Motor Blower.
Kegunaannya adalah meniupkan udara ke ruangan dalam
penumpang dan mengirimkannya melalui evaporator. Biasanya putaran motor blower terdiri
lebih dari satu tingkat kecepatan sampai 3 tingkat kecepatan, yaitu :
1)
Pada Saat Motor Blower Posisi Off
Ketika sistem HVAC masih dalam keadaan off, maka motor blower tidak akan
bekerja, sehingga tidak terjadi sirkulasi udara pada ruangan kabin. Hal ini
dibaca oleh semacam amplyfier pada
sistem kelistrikan motor blower sehingga tidak mengalirkan arus dan motor
blower tidak bekerja.
Blower Pada
Posisi Off
2)
Pada Saat Motor Blower Posisi Putaran Rendah
Ketika sistem HVAC dalam keadaan on dan posisi kecepatan blower pada
tingkat low speed (putaran rendah),
maka arus akan mengalir dan menghubungkan sirkuit pada posisi low speed pada sistem kelistrikan motor
blower sehingga mengakibatkan motor blower berputar pada putaran rendah dan
sistem HVAC bekerja.
Blower Pada Posisi Low Speed
3)
Pada Saat Putaran Medium
Ketika posisi sistem HVAC dipindahkan dari
posisi low speed ke posisi midle speed, maka arus yang mengalir
dari sumber arus ke motor blower akan setingkat lebih cepat, hal ini
dikarenakan arus yang mengalir ke motor blower hanya melewati satu hambatan,
sehingga arus yang mengalir ke motor blower lebih cepat dari pada ketika posisi
low speed yang melewati dua hambatan.
Blower Pada Posisi Medium Speed
1)
Pada Saat Putaran Tinggi
Ketika udara dalam ruangan masih terasa belum
cukup dingin, maka kita pasti akan merubah speed
sistem HVAC pada posisi high speed
sehingga proses pendinginan atau proses pemanasan ruangan akan lebih maksimal,
hal ini disebabkan karena arus yang mengalir ke motor blower lebih besar. Dan
arus yang mengalir ini tanpa melewati hambatan atau dengan kata lain arus
mengalir langsung dari sumber listrik ke motor blower sehingga putaran motor
blower pada posisi maksimal.
Blower Pada Posisi High Speed
No comments:
Post a Comment