Nissan March merupakan mobil yang secara resmi telah
dipasarkan oleh PT Nissan Motor Indonesia sejak 3 Desember 2010 lalu. Mobil ini
menggunakan mesin HR12DE generasi terbaru yang dilengkapi dengan teknologi
hemat bahan bakar yang terkini serta ramah lingkungan. Dirancang dengan desain
yang unik dan modern serta mudah dikemudikan, diparkir dan fleksibel dengan
radius putar sampai 4.5 m. Di Indonesia mobil ini memiliki 3 varian, yaitu tipe
MT, AT, dan XS. Mobil ini memiliki beberapa keunggulan diantaranya:
1. Fuel
Efficient HR12DE DOHC Engine
Mesin 1.2 L, 76 tenaga kuda, 6000 putaran/menit
dengan daya putar 10.5 kgm pada 4000 putaran per menit dan gesekan yang rendah
sehingga menghasilkan akselerasi responsive serta memiliki daya putar tinggi pada
putaran rendah. Selain itu, konsumsi bahan bakarnya juga sangat hemat sampai
21.8 km/L.
2. V-Platform
Chasis
Mobil pertama dari Nissan yang menggunakan kerangka
V-Platform yang serbaguna serta body yang lebih ringan namun tangguh dan kuat.
3. McPherson
Strut & Torsion Beam Suspension
Adanya penambahan jarak fleksibilitas shock absorber
yang berfungsi untuk menyerap getaran sehingga bantingan terasa lebih mantap
saat dikemudikan dalam kecepatan tinggi.
4. 15’’
Alloy Wheel
Memberikan kenyamanan lebih saat bermanuver dan
menambah keseimbangan serta mencekeram jalan dengan lebih baik.
5. Safety
Shield
a) Break
Assist
Membantu kinerja rem dengan mengurangi jarak
pengereman hingga 10-15%.
b) Electronic
Break Distribution
Membuat pengereman menjadi lebih baik, mengurangi
jarak pengereman dan menjaga keseimbangan mobil saat rem mendadak.
c) Anti-lock
Brake System (ABS)
Sistem pencegahan roda terkunci saat rem mendadak.
Membantu pengendalian mobil saat pengereman mendadak sehingga memudahkan
menghindar dalam kondisi darurat.
d) SRS
Airbag
Airbag (diisi pengemudi) akan bekerjasama dengan
seat belt dan mengembang secara otomatis saat terjadi benturan dari depan untuk
meminimalkan risiko cedera pengemudi.
e) Zone
Body Concept
Kerangka yang didesain untuk menyerap dan mengurangi
kerasnya benturan saat terjadi tabrakan sehingga keselamatan penumpang terjaga
sepanjang perjalanan. Selain itu kekuatan benturan juga terdistribusikan ke
pintu mobil untuk membantu mengurangi cedera penumpang saat terjadi benturan
dari samping.
DESKRIPSI
1. Konstruksi
Bodi : Monocoque
Monocoque berasal
dari bahasa Perancis yang berarti cangkang tunggal. Jadi
konstruksi jenis ini merupakan jenis konstruksi dimana bodi dan rangka tersusun
menjadi satu kesatuan (pertautan/ penyambungannya menggunakan las). Karena bodi
dan rangka menyatu, maka bentuknya dapat menjadi lebih rendah dibanding dengan
tipe composite (konstruksi bodi dan rangka terpisah) sehingga titik berat gravitasi
lebih rendah menyebabkan kendaraan akan lebih stabil. Selain itu juga beratnya
menjadi lebih ringan, sehingga konsumsi bahan bakar menjadi lebih irit. Konstruksi
ini pertama sekali dikembangkan pada industri pesawat
terbang pada awal tahun 1930-an, dan kemudian dikembangkan
pada kendaraan bermotor, kapal, sepeda, bangunan.
2.
Mesin
Tipe : DOHC (Double Overhead Camshaft)
Konstruksi mesin yang menggunakan dua camshaft di
atas kapala silinder.
3.
Sistem Bahan Bakar : Electronic Concentrated engine Control
System (ECCS)
Komponen ini berfungsi untuk mengatur seluruh
kinerja injeksi bahan bakar dan pengapian, sehingga pada pengapian dapat
didesain 1 koil mendistribusikan listrik hanya untuk 1 busi saja, hasilnya
adalah pengapian dan konsumsi bahan bakar yang sesuai dengan yang dibutuhkan
oleh mesin pada putaran tertentu.
4.
Sistem Kemudi : Rack and Pinion with
Electric Power Steering (EPS)
Sistem kemudi merupakan suatu mekanisme pada
kendaraan yang berfungsi untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan
roda.
a) Prinsip
kerja sistem kemudi tipe rack and pinion :
Bila roda kemudi
diputar, maka gerakan diteruskan ke roda gigi pinion. Roda gigi pinion
selanjutnya akan menggerakkan roda gigi rack searah mendatar. Gerakan rack ini
diteruskan ke steering knuckle melalui tie rod sehingga roda membelok.
Power
steering merupakan salah satu pengembangan dari sistem kemudi yang
fungsinya untuk mengurangi daya pengemudian, sehingga dapat memperingan operasi
steering wheel. Daya pengemudian (steering effort) umumnya 20 N sampai 39 N,
beberapa sistem memasukan pertimbangan khusus untuk mengurangi steering effort
selama pengoperasian kecepatan rendah dan meningkatkan steering effort selama
pengoperasian kecepatan tinggi.
b) Keuntungan penggunaan power steering :
ü Mengurangi steering effort
ü Kestabilan yang sangat tinggi selama
pengemudian
ü Mengurangi guncangan dari
ketidakrataan permukaan jalan yang di salurkan pada steering wheel
Power steering
mempunyai dua tipe peralatan, yaitu tipe
hidraulis yang menggunakan tenaga mesin, dan yang lainnya menggunakan motor
listrik atau biasa disebut Electric Power Steering (EPS). Pada power steering
yang menggunakan tenaga mesin, tenaga mesin dipakai untuk menggerakkan pompa,
sedangkan pada jenis yang menggunakan motor listrik, pompa digerakkan oleh
motor listrik. Keduanya sama - sama bertujuan untuk membangkitkan tekanan
hidraulis yang dipakai untuk menggerakkan torak pada power cylinder dan memberikkan
tambahan tenaga pada pinion dan rack.
c) Perangkat
Elektronik Electric Power Steering (EPS) :
1. Control
Module : Sebagai komputer untuk mengatur kerja EPS.
2. Motor
elektrik : Bertugas langsung membantu meringankan perputaran setir.
3. Vehicle
Speed Sensor : Terletak di girboks dan bertugas memberitahu control module
tentang kecepatan mobil.
4. Torque
Sensor : Berada di kolom setir dengan tugas memberi informasi ke control module
jika setir mulai diputar oleh pengemudi.
5. Clutch
: Kopling ini ada di antara motor dan batang setir. Tugasnya untuk
menghubungkan dan melepaskan motor dengan batang setir sesuai kondisi.
6. Noise
Suppressor : Bertindak sebagai sensor yang mendeteksi mesin sedang bekerja atau
tidak.
7. On-board
Diagnostic Display : berupa indikator di
panel instrumen yang akan menyala jika ada masalah sengan sistem EPS.
d) Cara
kerja Electric Power Steering (EPS) :
Saat kunci diputar ke posisi ON, Control Module
memperoleh arus listrik untuk kondisi stand-by, bersamaan dengan itu indikator
EPS pada panel instrumen menyala. Saat mesin hidup, Noise Suppressor segera
menginformasikan pada Control Module untuk mengaktifkan motor listrik dan Clutch
pun langsung menghubungkan motor dengan batang setir. Salah satu sensor yang
terletak pada Steering Rack bertugas memberi informasi pada Control Module
ketika setir mulai diputar. Sensor tersebut adalah Torque Sensor, ia akan
mengirimkan informasi tentang sejauh apa setir diputar dan seberapa cepat
putarannya. Dengan dua informasi tersebut,
Control Module segera mengirim arus listrik sesuai yang dibutuhkan ke motor
listrik untuk memutar gigi kemudi. Dengan begitu proses memutar setir menjadi
ringan. Vehicle Speed Sensor bertugas begitu mobil mulai melaju. Sensor ini
menyediakan informasi bagi Control Module tentang kecepatan kendaraan. Pada
kecepatan tinggi, umumnya dimulai sejak 80 km/jam, motor elektrik akan
dinonaktifkan oleh Control Module.
Dengan begitu setir menjadi lebih berat sehingga
meningkatkan safety. Jadi sistem EPS ini mengatur besarnya arus listrik yang
dialirkan ke motor listrik hanya sesuai kebutuhan saja. Selain mengatur kerja
motor elektrik berdasarkan informasi dari sensor, Control Module juga
mendeteksi jika ada malfungsi pada sistem EPS. Lampu
indikator EPS pada panel instrumen akan menyala berkedip tertentu jika
terjadi kerusakan. Selanjutnya, Control Module menonaktifkan motor elektrik dan
Clutch akan melepas hubungan motor dengan batang setir.
5.
Rem
a) Rem depan : Ventilated disc
Ventilated disc brake banyak dipergunakan di roda depan
dengan asumsi mampu melepas energi panas saat terjadi pengereman. Bentuknya
seperti dua piringan cakram digabung jadi satu, dan ditengahnya ada celah - celah
/ vent rib untuk mengalirkan udara panas.
b) Rem belakang : Drum
Drum brake atau sering juga disebut rem tromol ini bekerja
dengan mengandalkan sepatu rem atau brake
shoe yang berada di dalam drum.
Begitu kaki menginjak pedal rem, secara cepat perintah ini akan
diterjemahkan piston untuk menekan brake
shoe. Peranti ini akan mengembang dan menyentuh sisi tromol. Akibatnya
tromol akan menghentikan laju roda/kendaraan.
c) Sistem tambahan : ABS, EBD, BA
Pada
Nissan March tipe XS ada sistem tambahan ABS+EBD+BA. EBD dan BA merupakan
komponen pendukung dari ABS.
ü ABS (Anti-Lock Break System)
ABS
(Anti-Lock Braking System) merupakan system rem yang mengontrol tekanan minyak
dari master cylinder ke setiap cylinder roda/ caliper agar tidak terjadi
penguncian (locking) pada saat pengereman berlangsung, sehingga kendaraan dapat
berhenti dengan baik dan cepat.
Cara kerja ABS adalah mengurangi tekanan tiba-tiba
minyak/oli rem pada kaliper kanvas yang menjepit piringan rem atau teromol.
Tekanan minyak rem disalurkan secara bertahap. Sehingga secara perlahan-lahan
kendaraan dapat dihentikan saat pengereman mendadak.
ü EBD (Electronic Break Distribution)
Dalam perkembangannya sistem ABS ternyata dianggap
belum cukup, sehingga para pakar otomotif pun mengembangkan teknologi
pendukungnya. Piranti itu diberi nama EBD yang dirancang dengan tujuan
memperpendek jarak pengereman yaitu saat rem diinjak sampai mobil benar-benar berhenti.
EBD bekerja dengan memakai sensor yang memonitor
beban pada tiap roda. Proses kerjanya, jika rem diinjak, maka komputer akan
membagi tekanan ke setiap roda sesuai dengan beban yang dipikulnya. Dampaknya
jarak pengereman menjadi semakin pendek.
ü BA (Breaking Assist)
Dengan adanya penambahan komponen BA (Brake Assist)
akan memberikan tenaga pengereman yang lebih besar dengan tekanan pedal yang
sama dibanding dengan keadaan tanpa BA.
6.
Suspensi
a) Suspensi depan : MacPherson strut
with coil spring
b) Suspensi belakang : Torsion beam
Kedua suspensi ini mampu meredam
getaran secara signifikan. Adanya penambahan jarak
fleksibilitas shock absorber yang berfungsi untuk menyerap getaran sehingga
bantingan terasa lebih mantap saat dikemudikan dalam kecepatan tinggi.
SPESIFIKASI/
SPECIFICATIONS
TIPE
|
NISSAN
MARCH
|
|||
1.2
L
|
||||
MT
|
AT
|
XS
|
||
DIMENSI
|
||||
Panjang × lebar × tinggi
|
mm
|
3780
× 1665 × 1525
|
||
Jarak poros roda
|
mm
|
2440
|
||
Berat kosong
|
kg
|
925
|
945
|
|
Radius putar
|
m
|
4.5
|
||
Ukuran ban
|
175/60
R15
|
|||
Konstruksi bodi
|
Monocoque
|
|||
Jarak terendah
|
mm
|
141
|
||
Kapasitas tanki bahan bakar
|
l
|
41
|
||
FITUR MEKANIS
|
||||
Mesin
|
Tipe kode
|
HR12DE
|
||
DOHC
|
||||
Volume silinder
|
cc
|
1,198
|
||
Diameter × langkah
|
mm
|
78.0
× 83.6
|
||
Daya maksimum
|
PS/rpm
|
76
/ 6,000
|
||
Momen puntir maksimum
|
kgm/rpm
|
10.5
/ 4,000
|
||
Sistem bahan bakar
|
ECCS
(Electronic Concentrated engine Control System)
|
|||
Tipe transmisi
|
5
speed
|
4
speed AT
|
||
Perbandingan gigi
|
1st
|
3.727
|
2.861
|
|
2nd
|
2.048
|
1.562
|
||
3rd
|
1.393
|
1
|
||
4th
|
1.029
|
0.697
|
||
5th
|
0.821
|
-
|
||
Mundur
|
3.545
|
2.31
|
||
Final drive
|
4.500
|
4.352
|
||
Sistem kemudi
|
Rack
and pinion with Electric Power Steering (EPS)
|
|||
Rem
|
Rem depan
|
Ventilated
disc
|
||
Rem belakang
|
Drum
|
|||
Sistem tambahan
|
Standard
|
ABS, EBD, BA
|
||
Suspensi
|
Suspensi depan
|
MacPherson
strut with coil spring
|
||
Suspensi belakang
|
Torsion
beam
|
No comments:
Post a Comment