ASSALAMUALAIKUM WR. WB, Selamat datang di purnama-blog, semoga dapat memberi inspirasi dan bermanfaat bagi rekan-rekan pembaca, Aamiin !!!

Friday, April 7, 2017

Klasifikasi Ilmu Pengetahuan

Pada dasarnya penggolongan ilmu pengetahuan yang dikemukakan Auguste Comte sejalan dengan sejarah ilmu pengetahuan itu sendiri, yang menunjukkan bahwa gejala dalam ilmu pengetahuan yang paling umum akan tampil terlebih dahulu. Urutan dalam penggolongan ilmu pengetahuan Auguste Comte sebagai berikut:
1.      Ilmu Pasti (Matematika) merupakan dasar bagi semua ilmu pengetahuan.
2.      Ilmu Perbintangan
3.   (Astronomi) dapat menyusun hukum yang bersangkutan dengan gejala benda langit. Ilmu Alam (Fisika) merupakan ilmu yang lebih tinggi dari ilmu perbintangan.
4.      Ilmu Kimia (Chemistry), gejala-gejala dalam ilmu kimia lebih kompleks daripada ilmu alam.
5.      Ilmu Hayat (Fisiologi atau Biologi) merupakan ilmu yang kompleks dan berhadapan dengan gejala kehidupan.
6. Fisika Sosial (Sosiologi) merupakan urutan tertinggi dalam penggolongan ilmu pengetahuan. Atau secara garis besar dapat diskemakan sebagai berikut:
1.    Ilmu Pengetahuan; a. Logika (matematika murni); b.Ilmu pengetahuan empiris: astronomi, fisika, kimia, biologi, sosiologi.
2.      Filsafat: a. Metafisika; b. filsafat ilmu pengetahuan: pada umumnya; pada khususnya.
Akan tetapi Wilhelm Dilthey (1833-1911) mencoba untuk membedakan antara dua bidang ilmu pengetahuan yaitu Geisteswissenschaften (ilmu kemanusiaan) dan Naturwissenschaften (ilmu kealaman). Bagi Dilthey dua bidang ini menuntut pendekatan dan metode yang berbeda, karena keduanya memiliki objek pembahasan yang berbeda. Ilmu kealaman berurusan dengan benda-benda fisik, sementara ilmu kemanusiaan berurusan dengan hidup manusia.
Pandangan Jurgen Habermas tentang klasifikasi ilmu pengetahuan sangat terkait dengan sifat dan jenis ilmu, pengetahuan yang dihasilkan, akses kepada realitas, dan tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri. Beliau mengemukakan klasifikasi ilmu-ilmu empiris-analitis, sosial-kritis dan historis-hermeneutis, yang masing-masing menggunakan metode empirik, intelektual, rasionalistik, dan hermeneutik.
Dalam perkembangannya ilmu pengetahuan dan teknologi bukan sekedar sarana tetapi telah menyentuh segi kehidupan manusia. Hal ini dapat tercermin dari fenomena berikut :
1.    Masa transisi masyarakat berbudaya agraris-tradisional menjadi industri-modern.
2.    Masa transisi budaya etnis-kedaerahan menuju budaya nasional kebangsaan.

3.    Masa transisi budaya nasional-kebangsaan menuju budaya global-mondial.

No comments: