Pada dasarnya
penggolongan ilmu pengetahuan yang dikemukakan Auguste Comte sejalan dengan
sejarah ilmu pengetahuan itu sendiri, yang menunjukkan bahwa gejala dalam ilmu
pengetahuan yang paling umum akan tampil terlebih dahulu. Urutan dalam
penggolongan ilmu pengetahuan Auguste Comte sebagai berikut:
1. Ilmu Pasti (Matematika) merupakan dasar bagi semua ilmu pengetahuan.
2. Ilmu Perbintangan
3. (Astronomi) dapat menyusun hukum yang bersangkutan dengan gejala benda
langit. Ilmu Alam (Fisika) merupakan ilmu yang lebih tinggi
dari ilmu perbintangan.
4. Ilmu Kimia (Chemistry), gejala-gejala dalam ilmu kimia
lebih kompleks daripada ilmu alam.
5. Ilmu Hayat (Fisiologi atau Biologi) merupakan ilmu yang kompleks dan
berhadapan dengan gejala kehidupan.
6. Fisika Sosial (Sosiologi) merupakan urutan tertinggi dalam penggolongan
ilmu pengetahuan. Atau secara garis besar
dapat diskemakan sebagai berikut:
1. Ilmu Pengetahuan; a. Logika (matematika
murni); b.Ilmu pengetahuan empiris: astronomi, fisika, kimia, biologi,
sosiologi.
2.
Filsafat: a. Metafisika; b. filsafat ilmu
pengetahuan: pada umumnya; pada khususnya.
Akan tetapi Wilhelm Dilthey (1833-1911) mencoba untuk
membedakan antara dua bidang ilmu pengetahuan yaitu Geisteswissenschaften (ilmu kemanusiaan) dan Naturwissenschaften (ilmu kealaman). Bagi Dilthey
dua bidang ini menuntut pendekatan dan metode yang berbeda, karena keduanya
memiliki objek pembahasan yang berbeda. Ilmu kealaman berurusan dengan
benda-benda fisik, sementara ilmu kemanusiaan berurusan dengan hidup manusia.
Pandangan Jurgen
Habermas tentang klasifikasi ilmu pengetahuan sangat terkait dengan sifat dan
jenis ilmu, pengetahuan yang dihasilkan, akses kepada realitas, dan tujuan ilmu
pengetahuan itu sendiri. Beliau mengemukakan klasifikasi ilmu-ilmu empiris-analitis, sosial-kritis dan historis-hermeneutis,
yang masing-masing menggunakan metode empirik, intelektual, rasionalistik, dan
hermeneutik.
Dalam perkembangannya
ilmu pengetahuan dan teknologi bukan sekedar sarana tetapi telah menyentuh segi
kehidupan manusia. Hal ini dapat tercermin dari fenomena berikut :
1. Masa transisi masyarakat berbudaya agraris-tradisional
menjadi industri-modern.
2. Masa transisi budaya etnis-kedaerahan
menuju budaya nasional kebangsaan.
3. Masa transisi budaya nasional-kebangsaan
menuju budaya global-mondial.
No comments:
Post a Comment