Kebudayaan
terdiri dari sejumlah unsur yang berbeda seperti lembaga politik,
ideology-ideologi politik, sistem ekonomi, sistem hokum, nilai sosial dan nilai
religius.
Dalam
perspektif fenomenologis Berger, teknologi adalah bagian realitas obyektif
sebagai hasil dari momentum proses eksternalisasi. Dengan pendekatan sistem
maupun fenomenologis, tidak tepat jika teknologi berlawanan dengan kebudayaan.
Teknologi berperan dalam membangun unsur material kebudayaan
manusia. Perubahan berpikir tentang pikiran menjadi berpikir tentang
tindakan, merupakan perubahan esensial. Perubahan
dari alam theoria ke alam praxis menggambarkan peningkatan peran teknologi dalam kebudayaan manusia. Teknologi mempunyai potensi
merubah kesadaran intelektual dan moral
dari individu. Teknologi merupakan bagian realitas obyektif, memiliki peran terhadap komponen kebudayaan. Teknologi komputer dengan
Internet mengkondisikan manusia berbeda dengan dunia tanpa teknologi komputer. Terbentuk pola hubungan baru, tata nilai baru, bahkan dunia baru, yakni dunia
Cyberspace. Paradigma teknologi:
1. Gerakan
yang berkembang dan mendapatkan latar belakang filosofisnya dari scientism dan
positifisme. Ciri pokoknya adalah:
a. Keharusan
teknologi, menyatakan bahwa setiap ilmu yang diterapkan wajib untuk diterapkan.
Jika melalaikan kewajiban berarti menghalangi kemajuan.
b. Masalah
yang timbul karena teknologi akan dipecahkan oleh teknologi.
c. Elitism
dalam teknologi, bahwa struktur teknologi hanya dapat ditangani oleh suatu
kelompok orang tertentu.
2. Teknologi
tepat (apropiate technology), adalah
gerakan yang menentang paradigma teknologi berdasarkan scientism dan
positivime. Tujuannya adalah membongkar elitism dalam teknologi dengan
mengembangkan teknologi yang lebih demokratis. Nilai yang jadi patokan dalam
gerakan ini adalah:
a. Pengutamaan
usaha swadaya, berkaitan dengan perumusan permasalahan, pemecahan masalah,
maupun pengelolaan teknologinya.
b. Penghargaan
yang tinggi terhadap desentralisasi.
c. Pengutamaan
kegotong-royongan dalam melaksanakan sesuatu.
d. Kesadaran
tanggung jawab jangka pendek dan jangka panjang, tanggung jawab sosial dan
ekologis.
Jawaban manusia terhadap masalah teknologinya, dipengaruhi
lingkungan fisik, sosial, ekonomi, politik, biologis dan agama. Teknologi dapat
berupa produk, lembaga dan mekanisme kerja dalam masyarakat. Pada saat ini
produk teknologi dan sistem nilai dibalik teknologi dengan mudah melintasi
wilayah kebudayaan. Beberapa persoalan di Negara berkembang berkaitan dengan
teknologi sesungguhnya tidak hanya berkaitan dengan masalah teknologis,
melainkan terkait dengan aspek politis dan ekonomis. Alih teknologi lebih banyak menimbulkan pertanyaan daripada memberi
jawaban terhadap kesenjangan teknologi antara negara maju dengan negara
berkembang.
Bila yang dimaksud dengan
alih teknologi adalah
relokasi industri dari negara maju ke negara berkembang, permasalahannya pada kemauan politik
negara maju, disamping tendensi ekonomis dari investor. Stabilitas politik, deregulasi upah
buruh rendah sebagai pertimbangan relokasi industri, jelas lebih didasarkan motivasi ekonomi
daripada alih teknologi. Untuk menekan Negara berkembang digunakan issue HAM. Akan timbul masalah apabila alih teknolgi adalah transfer teknologi dari
negara maju ke berkembang. Transfer
teknologi berarti transfer sikap terhadap kerja, pengetahuan, kekuasaan,
manusia, alam. Pemindahan perangkat keras dan lunak teknologi, berarti
pemindahan gaya hidup, pola konsumsi, dan pandangan hidup terhadap dunia.
Memindahkan teknologi lebih bermakna sebagai pemindahan kebudayaan.
Teknologi yang dihasilkan oleh masyarakat Eropa (teknologi
barat) yang disebarkan ke seluruh dunia memiliki:
1. Watak ekonomi yang capital—intensive, research-intensive,
organitation-intensive, labour-intensive dan worker-intensive, yang intinya
berorientasi efisiensi ekonomis dengan pengutamaan kendali pada elit pendukung finansial
dan elit tenaga ahli.
2. Aspek sosial teknologi barat ternyata bersifat melanggengkan
sifat ketergantungan, yang terkait dengan teknik produksi maupun pola konsumsi.
3.
Struktur kebudayaan teknologi barat, melahirkan struktur
kebudayaan yang:
a.
Memandang ruang geografis dengan kaca mata pusat-pinggiran,
dengan dunia barat sebagai pusatnya.
b. Adanya kecenderungan untuk melihat waktu sebagai suatu hal yang
berkaitan dengan kemajuan dan berkembangan secara linear.
c. Adanya kecenderungan untuk memahami realitas secara terpisah,
dan memahami hubungan antar bagian sebagai hubungan mekanistis sehingga perubahan
pada satu bagian menuntut adanya penyesuaian pada bagian lain.
d.
Kecenderungan memandang manusia sebagai tuan atas alam dengan
hak terbatas.
Ilmu,
teknologi, dan kebudayaan merupakan realitas yang kompleks. Masing-masing berpijak
pada dua aspek realitas yang berbeda, yakni aspek abstrak-idealisional dan
aspek konkrit-operasional. Kedua aspek tersebut saling mengandalkan, sehingga
telaah hubungan antara ilmu, teknologi, dan kebudayaan saling mempertimbangkan
dinamika kedua aspek tersebut. Komponen terpenting dari pengembangan ilmu dan
teknologi adalah unsur-unsur pembelajaran yang memadai, baik pada dataran
nilai, norma, maupun aturan operasionalnya.
No comments:
Post a Comment